Ahmad Zainuddin
Budayawan
04 Jan 2017

Sosok Musa Asya’rie yang Saya Kenal

(Sebuah catatan dan kesan untuk melengkapi launching buku “Memaknai perjalanan Spiritual Musa Asy’arie sebagai Pengusaha Akademisi dan Birokrat”)

Pada saat diterirna sebagai rnahasiswa Fakultas Ushuluddin tahun 1971 saya merasa asing, karena belum saling mengenal sesama Mahasiswa dari yang berasal dari seaentaro belahan bumi Indonesia bahkan dari Singapura dan Malaysia, maka saya mencoba mencari teman dengan mengenali adat istiadat karakteristik nya agar mudah menyesuaikan diri, antara lain melalui  posma yang digelar oleh Senat Mahasiswa, melalui jalur musik karena di lingkungan IAIN pada saat itu hanya Fakultas Ushuluddin yang mempunyai peralatan Sound system yang memadai, proses interaksi juga dilakukan melalui tentiir yang dilakukan oleh kakak kelas/ senior sambil mencari kenalan ataupun melalui belajar bersama (pada waktu itu orang tua selaku aparat desa melarang aktif di organisasi mahasiswa yang pada waktu itu cenderung menentang Pemerintah) dari sana akhirnya saya mengenal pribadi pribadi mahasiswa yang beragam karakternya mulai bertype kiyai, penulis, seniman, politisi, pengusaha,akademisi dll.

Sosok yang bernama Musa Asyarie ternyata putra Pekalongan yang pandai memanfaatkan setiap kesempatan untuk menawarkan dagangan produk2 tertentu, ketika saya tanyakan kepada teman katanya mas Musa menjual sejenis Pompa Air tangan, pada saat itu memang belum banyak dikenal pompa listrik.

Dari sini saya berasumsi sepertinya mas Musa mempunyai bakat bisnis, saya memang sering mendengar kalau orang Pekalongan dikenal sebagai pribadi yang ulet namun saya tidak mengkomentari lebih jauh lagi…. karena itu menjadi hak urusan dia …kenapa kita harus usil, toh ini merupakan pekerjaan yang halal.

Pada menjelang kuliah tingkat doktoral mas Musa memilih jurusan Filsafat.. karena kecerdasannya beliau berhasil menyelesaikan kuliah lebih cepat dari yang lain,dan terpilih menjadi asisten Drs Masturi (dosen filsafat), Selanjutnya mendapatkan beasiswa ke luar negeri untuk S3.

Saya berkesimpulan, mas Musa memang mempunyai kecerdasan yang relatif lebih tinggi karena lulus dengan cepat serta terpilih menjadi asisten dosen.

Setelah sekian lama saya mendengar bahwa mas Musa berpacaran dengan teman sekelasnya Muslihah, yang juga teman balk saya yaitu wanita semampai type Gagak Kutilang Sumpit (Gadis gak kurus tapi tinggi langsing dan lesung pipit…he..he.. bukan meng ada ada tapi realita) kelahiran Ceper Solo puteri juragan besi cor .. yang kini menjadi pasangan hidupnya….sayapun berpikir dalam hati seperti gak ada orang lain saja.. tegaz nya temen sekelas kok diperisteri, namun pilihan mas Musa memang sudah dipertimbangkan secara matang dan cerdas, karena dari usaha yang dilakukan oleh orang tua Muslihah rupanya menjadi pijakan awal karir kesuksesannya sebagai pengusaha yang akhirnya menjadi match (nyambung) atau bahasa jawanya “Tumbu menangi tutup”(bejana ketemu tutupnya) karena bsnis tersebut berhasil dikembangkan oleh pasangan Musa dan Muslihah sehingga menjadi pengusaha yang sukses, Barangkali inilah yang disampaikan ulama fikih bahwa mencari isterinodoh/ pasangan harus kufu atau seimbang.

Pada saat pemilihan kedua Senat .Mahasiswa (Sema) di Fakultas Ushuluddin mas Musa terpilih menjadi kandidat bersama kompetitornya mas Syahrin Naihasyi yang hasilnya relatif seimbang karena hanya selisih 2 point dibawah Syahrin Naihasyi dari sekitar 1.6o mahasiswa yang mengikuti pemilihan . Kepercayaan kepada sosok Musa Asyarie dipilih sebagai perwakilan mahasiswa berarti memang beliau mempunyai bakat kepemimpinan yang cukup menonjol diantara teman seangkatannya, hal ini terbukti berhasil menduduki pucuk pimpinan tertinggi di kampus UIN Sunan kali jaga bahkan selama kepemimpinannya banyak inovasi yang diterapkan antara lain penerapan sistem digital dilingkungan UIN, beberapa dosen mengatakan kalau mas Musa bersedia mencalonkan lagi, dipastikan akan terpilih kembali karena dalam kepemimpinanya mampu mengayomi kepentingan oraganisasi yang bernaung dibawahnya. Hal iM tak terlepas dari peran kombinasi dari isteri Muslihah sebagi aktifis PMII sedangkan beliau adalah aktifis HMI sehingga dengan kombinasi keduanya melahirkan energi positif yaitu; terwujudnya sinkronisasi, sinergy, saling menutup kekurangan dan mampu menaungi keduanya secara adil dan proporsional.

Yang lebih memberi kesan kepada saya adalah, keterbukaan dan kemauan terus belajar untuk memperbaiki kinerja instansinya, meskipun beliau seorang Guru Besar dan Professor pada saat dilakukan pendampingan oleh Inspektorat Jenderal terhadap laporan Keuangan. Karen Itjen Kemenag mempunyai peran dan fungsi sebagai konsultan, Katalisator dan Watch dog, maka Itjen selalu mendahulukan peran pertama dan kedua sesuai dengan kaidah Internal Control, pada umumnya Para pimpinan unit kerja setingkat Perguruan Tinggi menyerahkan sepenuhnya kepada kepala Biro AUAK, selaku pelaksana dan penanggung jawab keuangan dan kebetulan saya ditugaskan sebagai Supervisor dalam Tim tersebut, yang Eseloneringnya masih setingkat berada dibawah nya, namun beliau tidak serta merta mempercayakan kepada Kepala Biro tapi langsung menanyakan perbaikan koreksi hasil pendampingan serta ingin melihat langsing rekomendasi yang diberikan kepada instansinya dan terbukti berhasil memperoleh predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK-RI (Badan Pemerika Keuangan Republik Indonesia) serta tidak di temukan catatan pengaduan dari tromol pos 5000 (PO BOX 5000) terkait korupsi, kolusi, penyelewengan, penyalahgunaan wewenang pada saat masa kepemimpinannya (Pengecekan pada Bagian Laporan Itjen Kemenag). Sekedar informasi PO BOX 5000 pada waktu itu merupakan masukan yang harus di olah dan ditelusuri dan dibuktikan kebenarannya oleh Inspektorat Jenderal.

Kendatipun dari hasil pembuktian atas laporan Tromol Pos 5000 tidak semuanya benar, namun menjadi sesuatu yang paling ditakutkan oleh pimpinan Instansi/ Lembaga/ Perguruan Tinggi karena akan menjadi track record dan raport untuk meniti jenjang karier selanjutnya.

 Saya berkesimpulan bahwa Sosok Musa Asyarie selalu ingin belajar bersih dari kesalahan, haus akan pengetahuan, tidak malu menanyakan kepada bawahannya sehingga wajarlah beliau berwawasan yang cukup luas dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang dirnilikinya.

Pada awal diselenggarakannya reuni alumni Fak Ushuluddin tahun 2013, para alumni mengusulkan agar peserta reuni diperbolehkan menggunakan wisma UIN yang terletak di Kampus dengan harga diskon mengingat mereka rata2 sudah sepuh, sulit untuk bejalan jauh, pensiunan, ataupun sudah tidak beraktifitas lagi, tetapi mempunyai pengalaman pada saat bekerja diberbagai jajaran baik birokrat, akademisi, guru, bisnis dsb.

Pada saat itu beliau berkeberatan, kuatir menyalah gunakan fasilitas dan mengatakan kepada saya “Lha nek aku mengko ditangkep KPK piye, tak tutuk sampean lho nek njebloske aku “(lha kalo saya ditangkap KPK gimana, tak getok lho kalo sampean njeblosin saya) “kemudian saya jawab ; “lho kehadiran teman2 alumni adalah merupakan kegiatan untuk memberikan input (masukan) dari teman teman alumni yang dituangkan dalam panel diskusi, agar bermanfaat dalam mendukung tugas2 kepemimpinan anda, karenanya kegiatan ini dilengkapi dengan proposal yang akurat dalam bentuk TOR (Term Of Reference) tentang rnaksud diselengarakannya kegiatan ini, sehingga berkaitan dengan tugas2 kedinasan meskipun dibiayai oleh pribadi peserta, hanya tempatnya menggunakan fasilitas kampus, dengan demikian kegiatan tersebut dapat dipertanggung jawabkan baik secara formal maupun secara material dan tetap mengacu kepada prinsip Wet Matheigt, Rech matheight da Doel Matheight (berdasarkan aturan, mengikuti prosedur dan membuahkan hasil sesuai peruntukannya) yang mana hasil diskusi peserta disampaikan sebagai bentuk kontribusi alumnus pada masa kepemimpinannya (kemudian saya jadi berpikir lagi ; minta diskon saja susah, apalagi minta gratis he..he) padahal kegiatannya berupa diskusi yang hasilnya adalah sumbangan pemikiran2 yang disampaikan untuk pengembangan UIN menghadapi tantangan ke depan.

Dari catatan seperti ini saya bisa menarik kesimpulan bahwa beliau sangat hati hati dalam mengelola sarana prasarana yang berujung penyalahgunaan keuangan negara (UU No 31/1999) makanya kegiatan selanjutnya yang sudah 4 kali tetap diselenggarakan, akan tetapi diluar kampus bahkan beliau secara suka rela menyediakan tempat di Pedepokan Musa Asyarie (PADMA) yang relatif luas dan representatif untuk acara sulaturrahim alumny . Sikap

kehatiz an yang luar biasa yang menyebabkan seorang Musa Asyarie terselamatkan dalam mengelola pertanggungjwaban keuangan dimasa kepemimpinannya sebagai Rektor UIN.

Dalam suatu acara reuni tahun 2014, di Padepokan beliau menggagas agar para alumnus yang umumnya sudah puma tugas untuk menjadikan insan yang bermnfaat dan tetap produktif untuk berbuat dan berkarya sesuai dengan kadar kemampuannya, jangan loyo… barang kali terinspirasi hadis Nabi yang artinya “se-baik2 manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain “maka beliau dengan pengalamannya ingin mengajak Alfuy untuk beraktifitas produk minyak Atsirri (bahan baku obat-obatan dan kosmetik) yang modalnya ditanggung oleh beliau asal ada yang menyediakan lahan yang ditanami pohon cengkeh untuk diambil daun dan batangnya menjadi sesuatu yang bermanfaat…. pembicaraan tersebut dilanjutkan oleh Tim yang ditunjuk di ternpat perusahaan cor besi milik beliau di Gunung Putri agar temanz bisa mengetahui upaya yang dilakukan jika dikelola sungguh- sungguh akan berhasil (Man jadda wajad) . sebagai catatan bahwa pabrik pengelolaan besi cor di Gunung Putri merekrut tenaga lulusan fakultas Ushuluddin yang menangani pengelolaannya temyata mereka juga mampu berkembang pesat) .

Untuk memotivasi temanz alumni beliau menyampaikan bahwa modal ditanggung sepenuhnya, yang penting kita hams berkarya, kalau kita sudah berkecukupan biarlah nanti hasilnya untuk amal / jariyah… kalau ternyata rugi biarlah beliau yang menanggung nya karena beliau sudah mempersiapkan usaha lain yang dapat menutup resiko kerugian tersebut. Suatu motivasi dan pengorbanan yang luar biasa agar kita terinspirasi untuk tetap berkarya meski umur semakin menggerogoti hidup kita, tetapi semua telah terencana dan tercover dengan kemungkinan resiko yang akan terjadi. (managemen pengendalian resiko)

Dari catatan ini dapat disimpulkan beliau seorang yang berjiwa interpreneur, mandiri, berani mengambil resiko dan mempunyai empathy, care yang luar biasa serta solidaritas tinggi terhadap para alumni untuk menjadikan hidup terus berkarya produktif dan menjadi pribadi alumni yang bermanfaat bagi yang lain dengan penalaran proteksi yang cerdas terhadap semua resiko yang mungkin terjadi .

Kesungguhan dalam berjuang, berusaha meniti karier nya mas Musa berhasil memperoleh gelar tertinggi dalam dunia pengetahuan (Prof. DR. MA) menduduki Jabatan tertinggi di UIN (Rektor) sekaligus Pengusaha yang Sukses di bidang besi Cor .

Selamat Berjuang, beramal untuk beribadah Saudaraku Prof. DR. Musa Asyari,MA Terima kasih dari kawan Alumni karena keikhlasanmu kami para alumni terbantu difasilitasi bersilaturrahim secara rutin dalam Forum Reuni tahunan ALFUY (Alumni Fakultas Ushuluddin Yogyakarta) Semoga tetap sukses dan Allah senantiasa mengiringimu dengan keberkahan dan Kesehatan. Amiin.

Jakarta, Medio Agustus 2016

stie-sbi