https://id.techinasia.com/kilas-balik-ojek-online-2015
sumber foto cover google.com/Nadiem Makarim
30 Mar 2017

Kilas Balik Perkembangan Ojek Online di Indonesia Sepanjang 2015

Di akhir tahun 2014, hampir tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bila layanan ojek online akan menjadi sesuatu yang besar tahun ini. Bisnis transportasi on-demand memang sudah mulai dikenal, salah satunya karena kontroversi kehadiran Uber di Indonesia.
Namun istilah ojek online saat itu belum begitu dikenal. Walau GrabTaxi telah mengujicoba layanan GrabBike di Vietnam pada bulan Oktober 2014, tidak ada indikasi ketika itu kalau mereka akan meluncurkannya di Indonesia.
Setahun berselang, berkat kehadiran aplikasi GO-JEK pada bulan Januari dan layanan GrabBike empat bulan kemudian, ojek online langsung menjadi salah satu bisnis startup yang paling populer di Indonesia. (more…)

https://dailysocial.id/post/ketimbang-mengejar-kuantitas-kualitas-pengusaha-indonesia-lebih-urgen-ditingkatkan/
sumber foto cover google.com
30 Mar 2017

Ketimbang Mengejar Kuantitas, Kualitas Pengusaha Indonesia Lebih Urgen Ditingkatkan

Pertumbuhan kuantitas entrepreneur Indonesia tidak cukup untuk menyokong ekonomi, diperlukan high impact entrepreneur

Menginjak di usia kelima beroperasi di Indonesia, Endeavor Indonesia menyelenggarakan Scale-Up Asia 2017 dengan mengangkat tema “High Impact Entrepreneur“. Tema ini diangkat untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan Indonesia.

BPS mencatat terjadi kenaikan 4 juta pengusaha dalam kurun waktu 10 tahun belakangan. Jika melihat dari sisi kuantitas, hal ini tentu saja menjadi angin segar meski belum cukup untuk membantu menyokong pertumbuhan ekonomi tanah air. Namun bila melihat dari sisi kualitas, bisa menjadi bumerang karena banyaknya pengusaha yang membuat bisnis belum tentu bisa kontinu bertahan lama akibat tingkat persaingan yang tinggi. (more…)

Ketiga perusahaan sepakat untuk meminta masa tenggang penerapan PM No.32/2016 selama sembilan bulan sejak efektif diberlakukan pada 1 April 2017
Sebagai jawaban dari keputusan pemerintah untuk melakukan revisi Peraturan Menteri Perhubungan (PM) Nomor 32/2016, ketiga perusahaan transportasi berbasis aplikasi Go-Jek, Grab, dan Uber meresponnya dengan memberikan sikap keberatan dan meminta untuk menangguhkan penerapan aturan dengan masa tenggang sembilan bulan sejak diterapkan pada 1 April 2017. (more…)

https://dailysocial.id/post/pro-kontra-jasa-ojek-pangkalan-dan-ojek-profesional
*foto Google.com
25 Mar 2017

Pro Kontra Jasa Ojek Pangkalan dan Ojek Profesional di Indonesia

Peribahasa semakin tinggi pohon, semakin kencang pula angin menerpanya mungkin kini tepat ditujukan pada layanan jasa transportasi yang tengah naik daun Go-Jek. Sejak come back mereka ke pasar dengan membawa aplikasi mobile, GoJek memang banyak menuai pujian dari berbagai pihak, tetapi tidak semuanya. Penolakan-penolakan justru kini mulai ditunjukkan oleh tukang ojek yang belum bergabung dengan Go-Jek itu sendiri.
Sebagai salah satu kota di dunia dengan kondisi kemacetan terparah, banyak warga Jakarta menganggap jasa ojek sebagai alternatif transportasi dalam menembus kemacetan. Para tukang ojek ini biasanya berkumpul di dekat lokasi perumahan, perkantoran, sekolah, atau tempat umum lainnya untuk menunggu penumpang. Penghasilannya, fluktuatif, bergantung pada ramainya penumpang setiap hari dan banyak yang mengaggap mereka tidak terorganisir dengan baik. (more…)

http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/04/160411_majalah_ekonomi_indonesia_bankdunia
23 Mar 2017

Bank Dunia Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,1%

Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

Berbeda dengan proyeksi awal, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik akan mencapai 6,3% pada 2016 dan 6,2% pada 2017.

Padahal, pada Oktober 2015 lalu, lembaga di Washington DC tersebut memprediksi pertumbuhan ekonomi di kawasan yang sama bakal mencapai 6,4% pada 2016 dan 6,3% pada 2017.

Penurunan proyeksi ini, sebagaimana dipaparkan Bank Dunia dalam laporan terbaru, disebabkan pertumbuhan ekonomi Cina yang melamban dari 6,9% pada 2015 menjadi 6,7% pada 2016 dan 6,5% pada 2017.

Hal ini, ditambah beberapa faktor lain yang mencakup volatilitas pasar keuangan dan anjloknya harga beragam komoditas, berdampak ke sejumlah negara. (more…)