Jan
21

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Melalui Inovasi Layanan Pengaduan Masyarakat

Negara Republik Indonesia menganut sistem demokrasi artinya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, dimana rakyatlah pemegang kekuasaan tertinggi. Konsep ini merupakan pola dalam memberikan pelayanan publik. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Disaat ini pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur negara dinilai masih memiliki banyak kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Padahal, pelayanan publik merupakan bagian penting dalam sebuah sistem pemerintahan karena dapat membantu rakyat dalam memenuhi kebutuhan mereka untuk mendapatkan kondisi kehidupan yang lebih sejahtera. Oleh karena itu, kualitas pelayanan merupakan komponen penting yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh pemerintah.
Lalu tindakan apa yang harus diambil pemerintah? Pemerintah saat ini perlu mengoptimalkan keterlibatan masyarakat. Dalam konsep pelayanan publik, masyarakat sesungguhnya bukan hanya sekadar pengguna atau sering dianalogikan sebagai customer tetapi juga sebagai pengawas eksternal bersama Ombudsman dan DPR/DPRD. Masyarakat berhak untuk mengawasi bagaimana setiap penyelenggara pelayanan publik memenuhi standar pelayanannya. Namun, bentuk pengawasan tersebut harus berdasarkan dengan ketentuan yang berlaku. Bentuk pengawasan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Pasal 35 ayat (3) huruf a. Masyarakat dapat melakukan aduan atau menyampaikan laporan sebagai bentuk pengawasan. Pengaduan dapat dilakukan apabila anggota masyarakat menemukan bahwa penyedia layanan publik tidak melakukan tugasnya sebagaimana mestinya atau bahwa beberapa penyedia layanan publik tidak mematuhi standar atau prosedur yang berlaku. Pengaduan merupakan sarana untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik dari aspek kepentingan penerima pelayanan yang diberikan penyelenggara pemerintahanan kepada masyarakat (Sabeni & Setiamandani, 2020).
Semakin majunya perkembangan zaman pemanfaatan teknologi digital dapat menjadi solusi dari berbagai permasalahan pengaduan diatas. Pemanfaatan teknologi digital dapat dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki sistem pengaduan agar dapat menghadirkan pelayanan yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satunya dengan membuat inovasi pelayanan publik khususnya dibidang penanganan pengaduan berbasis teknologi yang dapat memberikan akses yang luas kepada masyarakat untuk menyampaikan pengaduan atas pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara. Menurut Peraturan Menteri PANRB No. 30/2014, inovasi pelayanan publik adalah terobosan jenis pelayanan publik baik yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sebelumya, Pemerintah Kota Surabaya telah membuat program pengaduan masyarakat yang dapat diakses melalui layanan di aplikasi E-Wadul. Namun E-Wadul yang dijalankan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika masih memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi dari segi atribut inovasi sehingga belum bisa dikatakan responsif, karena masih ditemukan adanya pemberian respon yang melebihi ketentuan SOP (Waranandini, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa sistem pelayanan birokrasi masih menggunakan landasan aturan formal yang kaku dan kompleks daripada desain pelayanan yang didasarkan pada kepentingan masyarakat.
Fenomena tersebut di atas mendorong Pemerintah Kota Surabaya untuk kembali mengeluarkan inovasi dalam penyediaan pelayanan yang menjadi andalan Kota Surabaya, khususnya dalam layanan pengaduan masyarakat yaitu inovasi Wargaku. WargaKu merupakan singkatan dari Wadah Aspirasi Rukun tetangga rukun warGa dan Kampung Unggul. Aplikasi ini dapat diakses masyarakat secara online 24 jam melalui gawai yang terhubung dengan internet. Di dalam aplikasi WargaKu terdapat banyak sub aplikasi, salah satunya layanan pengaduan masyarakat. Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan yang dibagi menjadi 5 kategori yaitu apresiasi, keluhan, kritik, permohonan informasi, dan saran. Aplikasi ini digagas secara langsung oleh Wali Kota Surabaya Ery Cahyadi dan telah resmi diluncurkan pada 22 Maret 2021.
Inovasi WargaKu yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya memiliki keuntungan-keuntungan yang lebih besar dibanding pendahulunya karena menggunakan metode baru. Hadirnya aplikasi WargaKu sebagai inovasi pelayanan publik di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya memberikan keuntungan atau manfaat dalam segi kemudahan. Keuntungan tersebut dapat dirasakan oleh penyelenggara pelayanan pengaduan yaitu Pemerintah Kota Surabaya dan penerima pelayanan yaitu masyarakat. Keuntungan bagi pemerintah yaitu melalui aplikasi ini pengaduan dilakukan via digital sehingga memudahkan pemkot dalam melakukan pendataan dan pengaduan yang masuk akan dapat segera direspon oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Sedangkan kemudahan bagi masyarakat diperoleh karena adanya waktu pelayanan yang menjadi lebih cepat dan kemudahan bagi masyarakat yang ingin mengajukan pengaduan kapan saja dan di mana saja tanpa mengganggu aktivitas mereka karena masyarakat hanya perlu mengunduh aplikasi Wargaku dari Play Store. Masyarakat juga memperoleh manfaat dari tidak harus mengantri atau datang secara langsung hanya untuk mengajukan keluhan, tentunya hal ini dapat memangkas biaya yang dikeluarkan masyarakat.
Penggunaan teknologi sebagai media pengaduan ternyata tidak hanya memberikan banyak keuntungan, tetapi juga dapat menimbulkan kesulitan bagi beberapa individu. Tingkat kesulitan penggunaan aplikasi tersebut tergantung dengan kemampuan seseorang dalam memahami sebuah teknologi. Artinya bagi individu yang lambat memahami dan menguasainya tentu akan mengalami tingkat kesulitan lebih tinggi dibanding individu yang cepat memahaminya. Masyarakat yang memilki kemampuan dan pengetahuan menggunakan teknologi maka akan sangat terbantu di dalam mendapatkan pelayanan yang lebih cepat dan baik, dan sebaliknya pada masyarakat yang tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan tidak akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik.
Lantas, apakah aplikasi ini dapat menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi membantu pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan? Ternyata Aplikasi ini sangat diminati oleh warga dalam menyampaikan pengaduannya tentang berbagai hal yang terjadi di Surabaya. Buktinya sepanjang tahun 2022 pengaduan yang masuk ke aplikasi ini sebanyak 10.504 pengaduan. Sebanyak 9.795 pengaduan sudah selesai, dan sisanya ada yang sedang ditindaklanjuti dan ada pula yang sudah ditindaklanjuti. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan teknologi menciptakan kinerja petugas penyelenggara pelayanan menjadi lebih efektif serta mampu mendorong masyarakat kota Surabaya untuk berpartisipasi membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Penggunaan aplikasi untuk menyampaikan pengaduan juga dapat diterapkan oleh perguruan tinggi di Indonesia sebagai sistem pengaduan layanan akademik mahasiswa. Karena, Penyampaian aspirasi dan pengaduan mengenai layanan akademik tersebut kebanyakan masih berada pada taraf konvensional caranya dan tidak akuntabel prosesnya. Cara konvensional ini berupa penyampaian laporan secara langsung atau penyampaian saran melalui kotak saran, yang notabene masih paper-based dan manual yang menyebabkan banyak aduan tidak terbaca. Dengan menggunakan aplikasi, maka pengaduan dari manapun dan jenis apapun dapat langsung disalurkan kepada penyelenggara pelayanan untuk segera ditindaklanjuti. Sehingga segala pengurusan dapat dilakukan dengan cepat, efektif, serta efisien.
Pengelolaan pengaduan pelayanan publik yang baik tidak hanya menguatkan partisipasi masyarakat tapi lebih dari itu dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik yang berkelanjutan. Melalui inovasi aplikasi WargaKu, pemerintah benar-benar berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaiki sistem pengelolaan pengaduan sehingga pemerintah dapat dengan cepat memberikan jawaban atas keluhan masyarakat. Tidak hanya itu, inovasi ini memberikan cara yang lebih baru dan lebih baik yang dapat mempermudah masyarakat dalam menyampaikan aduan. Namun, tetap saja pemerintah perlu memperbanyak sosialisasi mengenai penggunaan aplikasi WargaKu supaya dapat memberi pengajaran kepada individu yang minim pengetahuan menggunakan teknologi sehingga mereka dapat merasakan manfaat dari hadirnya aplikasi WargaKu.
Daftar Pustaka
Apriyanto, Agung Setio. (2020, Maret 2). Tingkatkan Pelayanan Publik Melalui Penanganan Pengaduan. Diakses 25 Desember 2022, dari https://www.ombudsman.go.id/artikel/r/artikel–tingkatkan-pelayanan-publik-melalui-penanganan-pengaduan
Gunawan, S. E. R. P., dan Hertati, D. (2022). Inovasi Pelayanan Pengaduan Masyarakat Melalui Aplikasi Wargaku Berbasis Android di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 22(3), 1360-1366.
Mellyanika, Dita. (2020, Februari 29). Peran Masyarakat dalam Pelayanan Publik. Diakses 5 Januari 2023, dari https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel–peran-masyarakat-dalam-pelayanan-publik
Salman, Ghinan. (2021, Maret 31). Pemkot Surabaya Rilis Aplikasi WargaKu, Warga Bisa Laporkan Keluhan Terkait Pelayanan. Diakses 25 Desember 2022, dari https://regional.kompas.com/read/2021/03/31/195107478/pemkot-surabaya-rilis-aplikasi-wargaku-warga-bisa-laporkan-keluhan-terkait?page=all
SELAMA 2022, APLIKASI WARGAKU SURABAYA TERIMA 10.504 PENGADUAN. (2022, Desember 14). Diakses 25 Desember 2022, dari https://surabaya.go.id/id/berita/71363/selama-2022-aplikasi-wargaku-surabaya-terima-10504-pengaduan

Penulis : Febriana Nazwa Fauziah (Mahasiswi Akuntansi STIE SBI)

Jan
19

Esai : Overthinking juga Memiliki Dampak Positif terhadap Pola Pikir Manusia

Overthinking saat ini mungkin telah menjadi pembahasan yang melekat di kalangan mahasiswa. Apalagi dalam menjalankan kehidupan perkuliahan kebanyakan mahasiswa sering memikirkan tentang hari-harinya yang tidak sempurna baik dimasa lalu maupun masa depan. Entah memikirkan nilai ujian, pacar, organisasi, atau pekerjaan. Waktu seseorang mengalami overthinking justru cenderung menghambat penyelesaian masalah dan bukannya mencari solusi untuk perkara tersebut.
“Berbeda dengan memikirkan suatu solusi akan suatu problem yang ia alami, overthinking cenderung mendramatisasi kejadian yang sudah terjadi dan meramalkan hal buruk dimasa depan,” ungkap Nur Islamiah, M.P.,Si (Psikolog dan Dosen Universitas IPB) pada kampus.republika.co.id
Hingga saat ini belum ada penelitian yang secara khusus menjelaskan penyebab terjadinya overthinking. Tapi, secara awam overthinking bisa dipicu oleh beberapa hal, diantaranya adanya perbedaan antara ekspektasi dan realita, ketika terbayang akan sempurnanya suatu rencana, namun pada kenyataannya tidak seperti yang diharapkan juga dapat menjad pemicu seseorang mengalami overthinking. Adapun ketika dalam kehidupan sehari-hari memiliki masalah yang belum terselesaikan dapat menyebabkan terjadinya stres sehingga muncul rasa cemas dan khawatir yang berlebihan. Kemudian adanya rasa traumatis dari masa lalu juga dapat menjadi kemungkinan yang paling besar dalam memunculkan pikiran-pikiran negatif. Selain itu, adapula tipe kepribadian melankolis yang bersifat perfeksionis, sangat sensitif, dan mudah berpikiran negatif akan cenderung berpeluang mengalami overthinking.
Lalu bagaimana cara terbaik untuk mengatasi overthinking? Menurut Psikolog dan peneliti Central Public Mental Health UGM, memang tidak mudah mengubah kebiasaan overthinking, untuk mengubahnya perlu kemauan dan tekad yang kuat. Namun, untuk mengurangi kebiasaan overthinking dapat dimulai dari menyadari apa yang sedang dipikirkan kemudian mengarahkan pikiran ke arah yang lebih rasional. Untuk menghentikan overthinking ada beberapa upaya yang dapat dilakukan. Yang pertama, kita perlu mengevaluasi kejadian, hal ini dapat dilakukan dengan cara merenungkan penyebab overthinking dan jujur dengan apa yang dirasakan, dengan mengetahui hal ini kita dapat berpikir jernih untuk mengambil langkah selanjutnya.Yang kedua, fokus pada hal yang bisa dikontrol, hal-hal seperti perkataan orang lain atau sesuatu yang akan terjadi di masa depan merupakan sesuatu yang di luar kendali dan sebenarnya tidak berpengaruh apa-apa pada situasi yang sedang dialami, maka akan lebih baik jika kita hanya berfokus pada hal yang dapat kita kontrol. Yang ketiga, kita dapat mengungkapkan kekhawatiran kita kepada orang yang kita percayai, harapannya agar kita dapat memperluas pandangan terhadap masalah dan apa yang semestinya dilakukan. Yang keempat, curahkan pikiran lewat tulisan, memang tidak semua hal bisa diceritakan kepada orang lain, maka kita dapat menuliskan semua yang kita pikirkan di laptop, buku diary, atau di notes handphone, dengan cara ini kita bisa menyalurkan isi pikiran secara sehat. Kemudian yang terakhir adalah apresiasi diri sendiri, mungkin kalian pernah mendengar ‘self reward’, istilah tersebut sering dikaitkan dengan healing, shopping, dan hal-hal lainnya yang bertujuan untuk menyenangkan diri sendiri, hal ini dapat membuat kita merasa lebih releks dan bahagia sehingga terhindar dari overthinking.
Overthinking juga dapat diartikan sebagai sebuah tekanan. Manusia memiliki insting untuk survive dan terus bertahan terhadap sebuah keadaan yang mendesak. Contohnya seperti tuntutan pekerjaan yang tak jarang membuat orang tersebut menjadi tertekan, dalam bekerja seorang karyawan sering mendapat tuntutan dari atasannya agar kemampuan yang dimiliki memadai di perusahaan tersebut, sehingga karena ia tidak memiliki pilihan untuk menolak maka ia mau tidak mau harus mengembangkan skill yang ia miliki demi dapat terus bekerja di tempat itu. Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui jika seseorang mengalami overthinking maka ia juga akan memikirkan
solusi dan plan cadangan untuk mencegah hal buruk yang ada di kepalanya. Meski begitu, dalam implementasinya tergantung pada pribadi masing-masing orang.
Berdasarkan glints.com, jika sering mengalami overthinking artinya orang tersebut memiliki modal yang baik yaitu kemampuan berpikir kritis terhadap diri sendiri dan lingkungan. Kebiasaan ini justru harus diarahkan menjadi problem solving dan refleksi diri sehingga overthinking yang dialami dapat menjadi manfaat.
Sebenarnya overthinking belum tentu merupakan sesuatu yang buruk, namun yang terpenting bagi kita adalah menyadari bahwa kita memiliki kendali atas pikiran tersebut. Pikiran, perasaan, dan perilaku merupakan hal yang berkaitan sehingga ketika kita mampu untuk berpikiran positif maka akan muncul perilaku yang positif. Untuk itu, kita perlu menilai suatu kejadian dimulai dari respons yang positif dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Khansa. (2021, Juni 21). Mengenal Apa Itu Overthinking. Diakses dari https://ugm.ac.id/id/berita/21277-mengenal-apa-itu-overthinking
Gea. (2022). 9 Jenis Kepribadian Manusia dan Manfaat Mengetahuinya, Wajib Tahu Moms!. Diakses dari https://www.orami.co.id/magazine/jenis-kepribadian

Kampus. (2022). Overthinking, Apa itu ? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya dari Dosen IPB University. Diakses dari https://kampus.republika.co.id/posts/176046/overthinking-apa-itu-ini-penyebab-dan-cara-mengatasinya-dari-dosen-ipb-university

Yos, Rey. (2022). Apa Itu Overthinking? 6 Contoh dan Cara Mengatasinya. Diakses dari https://rey.id/blog/kesehatan/hidup-sehat/pengertian-overthinking/

Rahmalia, Nadiah. (2022). 8 Manfaat Overthinking, Ternyata Tak Melulu Negatif, lho!. Diakses dari https://glints.com/id/lowongan/manfaat-overthinking/#.Y8aQUXZBzIV

Penulis : Rizky Kusuma Dewi (Mahasiswi Akuntansi STIE SBI)

Jan
16

Hakikat Agama menurut Dosen Agama STIE SBI

Hari Agama Sedunia atau World Religion Day diperingati setiap hari Minggu ketiga pada bulan Januari. Pada tahun 2023, Hari Agama Sedunia jatuh pada tanggal 16 Januari.

Sesuai dengan namanya, Hari Agama Sedunia merupakan momentum untuk merayakan dan sekaligus memperingati kesinambungan antara berbagai agama yang ada di dunia untuk mencapai perdamaian.

Selamat Hari Agama Sedunia “hakikat agama adalah menembus batas menuju keberadaban” -Bapak Saifudin Zuhri, SAg., MSi

“Agama adalah penyelaras, penanda hadirnya keindahan, kedamaian dan kesejukan” – Ibu Hestyn Natal Istiningrum MA.,MPd

Jan
15

Puncak Dies Natalis 28 Tahun Sukses Ramaikan Kampus STIE SBI

Puncak Dies Natalis STIE SBI telah dilaksanakan pada hari Sabtu (14/1) lalu yang bertajuk “New Beginning for A Better” yang dihadiri oleh seluruh civitas STIE SBI. Acara ini dibawakan oleh Handika Putra (Mahasiswa Manajemen ’19), Alfina Layla (Mahasiswa Manajemen ’20), dan Cesillia Arum, S.E., M.Ak (Dosen STIE SBI) dengan Special Performance dari Istana Band dan Fauzan Yoman (Stand Up Comedy). Selain itu, acara ini juga dimeriahkan oleh UKM Musik, Band Dokar (Dosen dan Karyawan) dan Cakadidi Crew.
Acara ini bisa dibilang sukses karena baik mahasiswa maupun dosen dan karyawan, semuanya menikmati jalannya acara terutama ketika Bintang Tamu menampilkan pertunjukannya. Lucunya, tak sedikit mahasiswi yang terkesima dengan visual dari vokalis Istana Band, “Mas nya yang nyanyi ganteng banget, ” Ucap salah seorang mahasiswi ketika menonton penampilan dari Istana Band.
Di hari Perayaan Ulang Tahun yang spesial ini, tentu ada banyak harapan-harapan yang dipanjatkan demi kemajuan dan kejayaan kampus STIE SBI. Seperti harapan yang disampaikan oleh Ketua dan Wakil Ketua BEM 2022/2023 pada Minggu (15/1)
“Semoga menjadi kampus ternyaman bagi kami mahasiswa yg menimba ilmu, menjadi kampus yang menumbuhkan generasi unggul untuk Bangsa Indonesia dan semoga semakin berjaya menjadi kampus yang dikenal oleh banyak orang, ” tutur Fitriani Sayuti Kuma (Wakil Ketua BEM)
“Semoga diulang tahun ke 28 ini STIE SBI Yogyakarta semakin maju, semakin jaya, kompak, dan semoga selalu melahirkan SDM yang unggul untuk ekonomi Indonesia ke depan”, tutur Abdullah Satritama (Ketua BEM)

Jan
14

Kuliah Paralel Antar Agama Seputar Hoax, Media Sosial, dan Tantangan Bagi Agama-agama

Ditengah kemajuan revolusi industri 4.0 banyak sekali fenomena yang terjadi. Arus globalisasi yang kian hari tidak bisa dibendung, menjadi salah satu fenomena yang sekarang ini mudah sekali kita jumpai. Berita bohong atau hoax menjadi salah satu produk dari adanya revolusi industri. Penyebaran berbagai jenis berita yang belum pasti kejelasannya kerap kali kita jumpai di dunia maya. Berbagai jenis isu mulai dari politik, ekonomi, sosial, bahkan agama kerap kali menjadi sasaran empuk untuk dijadikan pembahasan berita bohong. Pada Sabtu tanggal 14 Januari, dosen agama STIE SBI mengadakan perkuliahan parerel antar agama untuk mahasiswa tahun angkatan 2022 dengan tema ” Hoax, Media Sosial, dan Tantangan Bagi Agama-agama”. Dalam hal ini yang bertindak sebagai moderator adalah Bapak Permana Oktofrezi S.Pd.,M.Pd dan sebagai pembicara adalah Bapak Saifudin Zuhri S.Ag.,M.Si dan Bapak Marnaka S.Ag. Untuk menghadapi kemajuan zaman Pak Marnaka menjelaskan bahwa kita perlu menerapkan bermimika atau memilah-milah setelah itu mimilih hal yang sekiranya baik dan buruk dalam melakukan berbagai tindakan. Dengan demikian, kita memiliki benteng untuk bisa menyaring segala sesuatu sebelum kita menyebarkan kepada orang lain. Sedangkan pak Saifudin menjelaskan tentang Post truth atau keadaan dimana fakta obyektif kurang berpengaruh dalam membentuk opini publik dibanding daya tarik emosional dan kepercayaan diri. Beliau juga menjelaskan bahwasanya Post Truth menjadi salah satu dasar pemicu adanya berita bohong. Maka dari itu, peningkatan sumberdaya manusia perlu dilakukan untuk mengurangi indeks dalam penyebaran berita bohong. Peningkatan literasi juga menjadi salah satu hal yang harus terus digiatkan dilingkup masyarakat.