Oct
19

Ojek Online Bisnis Gagal?, Begini Tanggapan Grab


Pakar transportasi Djoko Setijowarno menilai ojek online sebagai bisnis gagal. Sebab menurut ia banyak driver ojol yang kerap mengeluh dan berdemo. Terlebih lagi pendapatan yang didapat oleh driver sebagai mitra masih digerus dengan potongan-potongan fasilitas aplikasi yang cukup besar. “Kegagalan bisnis transportasi daring sudah terlihat dari pendapatan yang diperoleh mitranya atau driver ojek daring,” ujar dia Djoko lewat keterangan tertulis pada Senin, 10 Oktober 2022.
Director of Central Public Affairs Grab Indonesia Tirza Munusamy buka suara usai Pakar Transportasi Djoko Setijowarno mengomentari pasal bisnis online yang dianggapnya gagal. Tirza berpendapat bahwa aplikasi Grab dirasa cukup fleksibel untuk disesuaikan dengan kebutuhan para driver. “Grab juga secara konsisten memonitor perkembangan pendapatan mitra dan permintaan penumpang sebagai salah satu indikator keseimbangan penawaran dan permintaan (supply dan demand),” ujar dia kepada Tempo, Rabu pagi, 12 Oktober 2022.
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu juga berpendapat bahwa, pendapatan rata-rata driver ojol dalam sebulan di bawah Rp 3,5 juta per bulan. “Pendapatan ojek daring rata-rata masih sebatas kurang dari Rp 3,5 juta per bulan,” ucap Djoko.
Angka tersebut jauh berbeda daripada yang dikatakan aplikator pada 2016 yang menjanjikan pendapatan per bulan bisa mencapai 8 juta, tapi nyatanya saat ini angan-angan yang diucapkan aplikator tidak terbukti. Djoko melanjutkan, saat ini profesi driver ojek online tidak bisa dijadikan sebagai sandaran hidup karena aplikator tidak membatasi jumlah pengemudi yang menyebabkan ketidakseimbangan supply dan demand.

stie-sbi