May
9

RESCOM – “Transportasi Online, Tutup / Tetap”

Sebuah organisasi baru di kampus kita tercinta STIE SBI Yogyakarta, memulai agenda pertamanya, yaitu bincang isu nasioanal. Mereka menamakan diri mereka RESCOM Study Club atau Research and Competition Handling Study Club. Berada langsung di bawah LPPM yang mana di bimbing langsung oleh dosen STIE SBI Yogyakarta Enita Binawati, S.E., M.Sc..

Dimana dalam kesempatan ini, RESCOM Study Club sekaligus memperkenalkan diri mereka dihadapan perwakilan mahasiswa yang di undang serta para dosen dan juga kepada perwakilan organisasi tertinggi di kampus STIE SBI, DEMA (dewan eksekutif mahasiswa). Dari pihak kampus ibu Lucia Ika Fitriastuti, S.E., M.Si. selaku pimpinan STIE SBI menyempatkan diri untuk hadir memenuhi undangan dari pihak panitia.

 Acara diawali dengan sambutan-sambutan dari ketua LPPM sekaligus pembimbing RESCOM Enita Binawati, S.E., M.Sc. dalam sambutannya beliau menyampaikan sedikit tentang asal-muasal kelompok belajar ini terbentuk, dan harapannya kedepan terhadap RESCOM. Sambutan dilanjutkan oleh pimpinan STIE SBI ibu Lucia Ika Fitriastuti, S.E., M.Si. dalam sambutan beliau juga mnyampaikan perasaan senangnya serta mendukung organisasi ini kedepannya. Beliau juga menyampaikan adanya RESCOM ini bukan untuk menyaingi organisasi tertinggi di kampus yaitu DEMA, tetapi di harapkan RESCOM dan DEMA dapat bersinergi dalam mengembangkan dan memajukan kampus kita tercinta ini  STIE SBI.

Sebelum masuk ke acara inti, Nur Firda R. dari jurusan akuntansi angkatan tahun 2015 selaku ketua RESCOM Study Club memberikan pengenalan lebih dalam mengenai RESCOM, tentang awal mula ide RESCOM terbentuk, visi dan misi, struktur organisasi, serta fungsi RESCOM itu sendiri bagi mahasiswa STIE SBI. Setelah serangkaian acara pengenalan selesai, acara inti mulai dibuka oleh moderator yaitu ibu Fiki Kartika, B.Com., Mapp.Fin, yang dalam agenda bincang isu nasional kali ini mengangkat tema “transportasi online, tutup/tetap”.

 Ibu Fiki mengawali bincang-bincang dengan memberikan penjelasan tentang latar belakang mengapa isu ini muncul dan begitu menghebohkan public. Diikuti dengan menampilkan data-data dari berbagai sumber terpercaya di layar proyektor. Satu persatu mahasiswa mulai mengeluarkan argumen-argumennya disertai data-data. Ada yang setuju di lanjutkan, ada pula menginginkan transportasi online ini dihetikan dengan berbagai alasan.

Salah satu dosen STIE SBI Yogyakarta Hardoko, S.E., M.Si. menyampaikan “kita tidak bisa menutup diri dari kemajuan teknologi, lagipula transportasi online membuka lapangan kerja baru bagi orang tua maupun kalangan muda”.

Salah satu mahasiswa dari jurusan manajemen angkatan tahun 2015 Pankrasius Jehaman mengatakan, bahwa kita jangan hanya melihat isu ini dari segi ekonomi saja namun juga juga harus melihat ini dari segi yang lain seperti politik. Terlihat bahwa ojek online ini bisa saja ditunggangi oleh oknum-oknum yang ingin mencari keutungan pribadi, melihat banyaknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Serta belum ditegakkannya peraturan pemerintah tentang transportasi online ini.

Dari berbagai argumen-argumen baik dari mahasiswa maupun dosen, moderator mengambil beberapa kesimpulan yang menjadi asal pokok permasalahan ataupun bisa menjadi solusi dari isu yang menghebohkan publik. Diantaranya:

  1. Terlambatnya pemerintah dalam mengeluarkan peraturan mengenenai transportasi non-trayek (Mengingat kejadian ini sudah pernah terjadi sebelumnya).
  2. Para pelaku transportasi online hanya bisa menerima pelanggan yang menggunakan aplikasi penyedia jasa transportasi online, agar pelanggan yang tidak menggunakan aplikasi tersebut menggunakan transportasi konvensional.
  3. Bagi para pelaku transportasi konvensional harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi dengan belajar, agar mampu bersaing.
  4. Tetap, konsumen memiliki hak untuk memilih transportasi apa yang akan ia gunakan.

Acara diakhiri dengan foto bersama antara perwakilan mahasiswa, para dosen, anggota RESCOM dan perwakilan anggota DEMA. Dengan berlatar belakang logo RESCOM.(gie)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

stie-sbi